Komponen Dasar Elektronika
Dalam mempelajari elektronika, langkah awal yang harus kita lakukan adalah mempelajari dan mengenal terlebih dahulu komponen dasar elektronika. Dengan lebih mengenal dan mengetahui komponen – komponen dasar elektronika
tersebut, maka kita akan dapat lebih mudah mempelajari elektronika dan
membangun suatu sistem elektronika yang dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis komponen dasar elektronika yang sering digunakan adalah resistor, kapasitor, induktor, transistor, dan transformator.
Komponen dasar elektronika :
1. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika
yang berfungsi untuk menghambat (resist) arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian tertutup. Kemampuan suatu resistor dalam menghambat suatu
arus dinamakan resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (). Besarnya
resistansi suatu resistor sangat dipengaruhi oleh bahan dan suhu dari
resistor tersebut.
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat pada badan resistor.
Jumlah gelang warna pada resistor
berbeda-beda, mulai dari 4 gelang warna hingga 6 gelang warna. Semakin
banyak gelang warna, maka nilai resistansi resistor semakin akurat
(semakin mendekati nilai yang sebenarnya).
Untuk resistor dengan 4 gelang warna,
gelang pertama dan kedua menyatakan nilai resistansi resistor, gelang
ketiga menyatakan factor pengali, dan gelang keempat menyatakan nilai
toleransi. Contoh pembacaan nilai resistansi resistor :
Gelang ke-1 | Gelang ke-2 | Gelang ke-3 | Gelang ke-4Warna Gelang Kuning Ungu Merah Perak
Nilai 4 7 100 10%
Pembacaan : 4700 toleransi 10% atau 4K7 ± 10%
2. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen dasar elektronika
yang sering digunakan. Kapasitor merupakan komponen yang mampu
menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam
menyimpan muatan listrik disebut kapasitansi, yang dinyatakan dalam
satuan farad (F).
Beberapa fungsi kapasitor :- Menyimpan muatan listrik
- Mengatur frekuensi
- Sebagai filter
- Sebagai kopel (penyambung)
Struktur utama suatu kapasitor adalah
terdiri dari 2 plat konduktor sejajar yang terpisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Contoh bahan dielektrik yang digunakan dalam suatu kapasitor
adalah udara vakum, keramik, kaca, dsb.
Berbeda halnya dengan resistor yang
dalam pemasangannya bisa dibolak-balik, pemasangan kaki kapasitor tidak
boleh sembarangan. Hal ini dikarenakan kaki kapasitor ada yang bermuatan
positif dan ada yang bermuatan negatif. Salah menempatkan kaki
kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika dapat mengakibatkan
kapasitor tersebut menggelembung atau bahkan meledak. Penggunaan
kapasitor dengan tegangan break yang lebih kecil dari tegangan kerja
pada rangkaian juga dapat mengakibatkan kapasitor tersebut meledak.
Informasi mengenai kapasitansi, tegangan
break, serta kaki muatan negative dapat diperoleh dari tulisan/lambang
di badan kapasitor. Jika terdapat tulisan 100uF/16V, berarti kapasitor
tersebut memiliki nilai kapasitansi 100uF dan tegangan break 16V.
Sedangkan jika pada salah satu pangkal kaki kapasitor (di bagian badan
kapasitor) terdapat tanda stri[ (‘ – ‘), berarti kaki tersebut bermuatan
negative, sedangkan kaki satunya lagi bermuatan positif.
3. Induktor
Induktor adalah komponen dasar elektronika
yang digunakan sebagai beban induktif. Nilai induktansi sebuah induktor
dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry= 1000 mH (miliHenry). Induktor
yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa adanya nilai
resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh
panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan bahan yang
mengelilinginya. Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena
induktor dapat dipakai sebagai penampung energi listrik.
Di dalam induktor disimpan energi, bila
ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam
bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang
disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu
mengeluarkan energi.
4. Transistor
Transistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika
yang pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang
disatukan. Agar transistor dapat bekerja, kepada kaki¬kakinya harus
diberikan tegangan, tegangan ini dinamakan bias voltage. Basis¬emitor
diberikan forward voltage, sedangkan basis¬kolektor diberikan reverse
voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara kolektor dan emitor akan
ada arus (transistor akan menghantar) bila ada arus basis. Makin besar
arus basis makin besar penghatarannya.
Berbagai bentuk transistor yang terjual
di pasaran, bahan selubung kemasannya juga ada berbagai macam misalnya
selubung logam, keramik dan ada yang berselubung polyester. Transistor
pada umumnya mempunyai tiga kaki, kaki pertama disebut basis, kaki
berikutnya dinamakan kolektor dan kaki yang ketiga disebut emitor.
Suatu arus listrik yang kecil pada basis
akan menimbulkan arus yang jauh lebih besar diantara kolektor dan
emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk memperkuat arus
(amplifier).
Terdapat dua jenis transistor ialah
jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis NPN tegangan basis dan
kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada transistor PNP
tegangan basis dan kolektornya negatif terhadap tegangan emitor.
Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk:- 1.Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
- 2.Sebagai penyearah
- 3.Sebagai mixer
- 4.Sebagai osilator
- 5.Sebagai switch
Diantara semua komponen dasar elektronika, komponen inilah yang merupakan komponen dasar elektronika penyusun IC (komponen dasar elektronika yang lebih kompleks/terintegrasi).
5. Transformator (trafo)
Transformator (trafo) ialah komponen dasar elektronika
yang berfungsi memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output
atau dari sisi primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari
primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun
turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik
tegangan (stepup transformer) dan trafo penurun tegangan (stepdown
transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder,
maka dinamakan trafo stepup. Tetapi jika tegangan primer lebih besar
dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepdown.
Pada setiap trafo mempunyai input yang
dinamai gulungan primer dan output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo
mempunyai inti besi untuk frekuensi rendah dan inti ferrit untuk
frekuensi tinggi atau ada juga yang tidak mempunyai inti (intinya
udara).
Demikian uraian singkat mengenai komponen dasar elektronika, semoga bermanfaat.sumber : http://www.duniaelektronika.net/komponen-dasar-elektronika/